* Bersifat Pinjam Pakai
SIGLI - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRK) Pidie, Rabu (19/9), mendapatkan 34 unit iPad tablet apple. Barang elektronik serba guna itu dibeli menggunakan dana APBK 2012 bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).
“Betul tahun ini kami membeli 34 unit iPad merk apple. Proses tender alat tersebut dilaksanakan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Pidie sebagai panitia. Dan, Rabu (19/9) kemarin, iPad telah diterima masing-masing anggota DPRK Pidie,” kata Sekwan DPRK Pidie, Zainal Abidin SE MSi, didampingi Wakil DPRK Pidie, Ir Muhammad Ali, kepada Serambi, Kamis (19/9).
Ia menjelaskan, iPad yang dibagikan kepada 34 anggota dewan tersebut, statusnya sebagai pinjaman atau hak pakai. Karena ketika anggota dewan tersebut habis jabatannya, maka iPad tersebut harus dikembalikan kepada Pemkab. Sebab, iPad tersebut merupakan asset daerah. Jika rusak pun harus dikembalikan. Begitu pun hilang harus diganti. “Saat penyerahan iPad kepada anggota dewan, kami membuat MoU terhadap masa pemakaiannya. Karena barang itu milik daerah,” kata Zainal Abidin yang juga mantan Sekretaris Dinas BMCK Pidie itu.
Wakil Ketua DPRK Pidie, Ir Muhammad Ali, kepada Serambi kemarin, mengatakan, tujuan dibelikannya iPad kepada anggota dewan, tak lain untuk mengakses aturan perundang-undangan saat menjalankan tugas membahas APBK dan menggodok qanun. Baik, undang-undang, peraturan pemerintah, pemendagri dan aturan lainnya. “Jadi aturan tidak bisa kita hafal. Jadi ketika adanya iPad kita dengan mudah bisa mengaksesnya sehingga mempercepat tugas dewan. Dan, barang itu pun statusnya hak pakai saja oleh dewan,” kata M Ali.(naz)
Pemborosan Keuangan Daerah
Koordinator Pidie Transparansi Anggaran (PiTA), Pidie, Ismail Von H Sabi, kepada Serambi Kamis (20/9) mengatakan, LSM PiTA menyayangkan adanya pembagian iPad kepada anggota DPRK Pidie. Terkesan legislatif telah mengabaikan kepentingan yang urgen di tengah masyarakat.
Kata Ismail, apakah dibaginya iPad tersebut menjadi kebutuhan anggota dewan. “Kami bukan anti terhadap pengadaan barang tersebut, akan tetapi ada kebutuhan lain yang lebih mendesak yang seharusnya mereka pikirkan seperti masih banyak ruas jalan rusak,” katanya.
Lanjut Ismail, yang dilakukan dewan saat ini ada lah pemborosan keuangan daerah ditengah terjadinya defisit anggaran. Sebab, dana untuk membeli peralatan kerja itu mencapai Rp 289 juta, jika ditotal jumlah iPad yang dibeli dengan harga Rp 8,5 juta/unit. Seharusnya dana tersebut, kata Ismail, bisa juga digunakan untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK), yang selama ini jauh dari perhatian pemerintah ataupun untuk membangun sejumlah rumah duafa.(naz)
SIGLI - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRK) Pidie, Rabu (19/9), mendapatkan 34 unit iPad tablet apple. Barang elektronik serba guna itu dibeli menggunakan dana APBK 2012 bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).
“Betul tahun ini kami membeli 34 unit iPad merk apple. Proses tender alat tersebut dilaksanakan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Pidie sebagai panitia. Dan, Rabu (19/9) kemarin, iPad telah diterima masing-masing anggota DPRK Pidie,” kata Sekwan DPRK Pidie, Zainal Abidin SE MSi, didampingi Wakil DPRK Pidie, Ir Muhammad Ali, kepada Serambi, Kamis (19/9).
Ia menjelaskan, iPad yang dibagikan kepada 34 anggota dewan tersebut, statusnya sebagai pinjaman atau hak pakai. Karena ketika anggota dewan tersebut habis jabatannya, maka iPad tersebut harus dikembalikan kepada Pemkab. Sebab, iPad tersebut merupakan asset daerah. Jika rusak pun harus dikembalikan. Begitu pun hilang harus diganti. “Saat penyerahan iPad kepada anggota dewan, kami membuat MoU terhadap masa pemakaiannya. Karena barang itu milik daerah,” kata Zainal Abidin yang juga mantan Sekretaris Dinas BMCK Pidie itu.
Ditanya kenapa pengadaan iPad kepada dewan hanya 34 unit sementara jumlah anggota DPRK Pidie 45 orang. Kata Zainal, sebagian anggota dewan telah dapat laptop pengadaan APBK tahun 2011. Laptop tersebut dibeli 11 unit yang statusnya juga pinjaman pakai. Artinya, kata Zainal, bagi anggota dewan yang telah menerima laptop tidak boleh mendapatkan iPad.
Pemborosan Keuangan Daerah
Koordinator Pidie Transparansi Anggaran (PiTA), Pidie, Ismail Von H Sabi, kepada Serambi Kamis (20/9) mengatakan, LSM PiTA menyayangkan adanya pembagian iPad kepada anggota DPRK Pidie. Terkesan legislatif telah mengabaikan kepentingan yang urgen di tengah masyarakat.
Kata Ismail, apakah dibaginya iPad tersebut menjadi kebutuhan anggota dewan. “Kami bukan anti terhadap pengadaan barang tersebut, akan tetapi ada kebutuhan lain yang lebih mendesak yang seharusnya mereka pikirkan seperti masih banyak ruas jalan rusak,” katanya.
Lanjut Ismail, yang dilakukan dewan saat ini ada lah pemborosan keuangan daerah ditengah terjadinya defisit anggaran. Sebab, dana untuk membeli peralatan kerja itu mencapai Rp 289 juta, jika ditotal jumlah iPad yang dibeli dengan harga Rp 8,5 juta/unit. Seharusnya dana tersebut, kata Ismail, bisa juga digunakan untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK), yang selama ini jauh dari perhatian pemerintah ataupun untuk membangun sejumlah rumah duafa.(naz)


Melongok ke dalam, kursi fiber warna biru dipasang saling berhadapan di sisi kiri dan kanan kereta. Di langit-langit, tali tempat pegangan penumpang sudah luluh. Saat The Atjeh Times memegang alat pegangan itu, talinya langsung terputus, lalu pecah jadi serbuk saat dipencet dengan jari.
Pembelian dua gerbong kereta api itu berawal dari sebuah mimpi menghidupkan kembali kereta api Aceh setelah ‘mati suri’ sejak 1982. Dicanangkan pada masa Presiden BJ Habibie tahun 2009, proyek itu sempat terhadang perang. Pascatsunami dan perjanjian damai, ide itu hidup lagi: membangunkan kereta api Aceh dari tidurnya.
Pantauan The Atjeh Times, rel kereta api yang dibangun dengan dana ratusan miliar itu nasibnya tak jelas. Untuk rute Lhokseumawe-Krueng Geukueh kondisi rel kereta api yang terlihat terawat lumayan baik hanya ada di kawasan Blang Nalueng Mameh, Muara Satu, Lhokseumawe.
