Rabu, 31 Oktober 2012

Sejarah singkat Aceh dan Bahasa Aceh


Semua orang kenal Aceh. Provinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera ini sangat dikenal dengan adat istiadat dan kekayaan alamnya. Konon katanya provinsi ini pun dikenal sebagai provinsi yang masyarakatnya sangat taat beribadah. Benarkah itu? Silakan Anda teliti sendiri!
Sebenarnya banyak hal yang belum diketahui dari Aceh. Provinsi ini seolah menyimpan misteri yang tampaknya tak akan habis diungkap sampai dengan akhir zaman nanti. Banyak orang ingin menyingkap misteri tentang Aceh. Bukan hanya masyarakat Aceh itu sendiri, melainkan juga masyarakat luar Aceh. Mereka tampaknya sangat tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Aceh. Bukti dari ketertarikan mereka tentang Aceh adalah adanya semacam usaha untuk mengungkap misteri-misteri tentang Aceh itu.
Salah satu misteri yang tampaknya belum terpecahkan sampai dengan sekarang adalah perihal asal mula nama Aceh. Konon katanya nama Aceh merupakan singkatan dari Arab, Cina, Endia (India), Hindia Belanda. Akan tetapi, singkatan-singkatan ini tampaknya tidak memiliki sumber yang jelas.
Sebenarnya berkaitan dengan nama Aceh ini banyak ahli yang telah melakukan penelitian. Salah satu ahli yang tertarik meneliti tentang Aceh adalah Denis Lombard.
Berkaitan dengan nama Aceh, Lombard menyebutkan bahwa nama Aceh baru disebut dengan pasti sekali dalam Suma Oriental yang dikarang di Malaka sekitar tahun 1950 oleh Tomé Pires yang berkebangsaan Portugis. Lombard selanjutnya mengatakan bahwa kata Aceh dieja Achei. Beberapa tahun kemudian, dalam buku yang ditulis oleh Barros yang berjudul Da Asia disebutkan bahwa pengejaan kata Aceh dengan Acheitelah mengalami perubahan yang berbentuk adanya penyengauan bunyi pada akhir kata, yaitu Achem. Penyengauan bunyi ini juga terdapat dalam naskah-naskah Eropa abad 16, 17, dan 18. Di dalam naskah-naskah Eropa pada abad-abad ini kata Acehdieja Achin dan Atchin.
Dalam sistem transkripsi ilmiah yang dikemukakan oleh L.C. Damais, kata Aceh ditulisAcih. Lombard mengungkapkan bahwa penulisan kata Aceh dengan Acih adalah penulisan yang sangat tepat jika ditinjau secara ilmiah. Dalam hal ini, Lombard memberikan alasan sebagai berikut.
Sesuai dengan sistem tranksripsi ilmiah yang dikemukakan oleh L.C. Damais, penulisan kata Acehlebih tepat ditulis Acih. Tulisan ini memang yang paling baik mengungkapkan ucapannya dewasa ini. Setiap fonem dicatat dengan satu huruf saja, dan huruf lebih baik daripada huruf untuk mencatat huruf hidup kedua yang ucapannya sangat mendekati /i/….
Selanjutnya, sekitar akhir abad ke-19, menjelang peperangan yang bakal menumpahkan darah di seluruh bagian utara Sumatra, nama tanah Aceh dipakai untuk menunjukkan seluruh daerah yag membentang dari ujung utara pulau itu sampai dengan suatu garis khayal yang menghubungkan Tamiang di pantai Timur dengan Barus di Pantai Barat. Menurut Snouck Hurgronje, penduduknya membandingkan bentuk wilayah mereka yang kira-kira menyerupai segi tiga itu dengan bentuk jeuèe(tampah tradisional).
Selain misteri tentang nama Aceh, provinsi ini juga juga masih menyimpan misteri perihal asal mula bahasa Aceh. Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian. Hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa bahasa Aceh ada kaitannya dengan bahasa-bahasa Campa yang sampai sekarang masih digunakan di Vietnam, Kamboja, dan Hainan di Cina. Adanya hubungan bahasa Aceh dengan bahasa-bahasa Campa yang ada di Vietnam, Kamboja, dan Hainan di Cina tampaknya cukup beralasan. Berdasarkan catatan sejarah, seorang pangeran dari Campa, Šah Pu Liaŋ (liŋ) diusir dari ibukotanya oleh bangsa Vietnam. Ia lalu mencari perlindungan di Aceh, lalu membentuk wangsa baru (Lombard, 2007:62). Tentu saja pembentukan wangsa baru ini sangat berpengaruh terhadap pemakaian bahasa Aceh sebagai alat komunikasi mereka.
Ada juga para ahli yang menyebutkan bahwa bahasa Aceh ada kaitannya dengan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia, seperti bahasa Arab, Melayu, Indonesia, Sanskrit, Persia, Tamil, Belanda, Portugis, Inggris dan dari bahasa Mon-Khmer di Asia Tenggara.
Penjelasan di atas membuktikan bahwa Aceh sebetulnya sejak dulu telah memiliki hubungan dengan bangsa-bangsa luar. Hal ini tentu saja tak dapat dipungkiri apalagi jika kita mengingat Aceh yang pada masa Sultan Iskandar Muda pernah mencapai puncak kejayaannya.

Selasa, 30 Oktober 2012

Wisata Pidie

Tangse adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Pidie, Kota yang mempunyai panorama alam yang sangat indah terletak dilintasan Pidie - Meulaboeh, ketika lintasan Banda Aceh - Meulaboh Rusak total akibat Tsunami jalan ini menjadi jalan penghubung terdekat untuk menuju Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Selatan. Selain pemandangannya yang indah, Tangse juga sangat terkenal dengan duriannya, pada musim panen durian, banyak durian dari daerah lain yang dibawa ke Banda Aceh memakai nama "Durian Tangse". Bagi anda pecinta durian dan panorama alam yang asri dan indah, Tangse adalah salah kota yang wajib Anda Singgahi.

Di Kecamatan Tangse beberapa objek wisata akan anda temui, diantaranya adalah Air terjun dan Sumber Air Panas. Kota Tangse memang memiliki banyak objek wisata alam yang kalau dibenah akan menjadi sumber penghasilan daerah yang cukup besar. Berikut beberapa objek Wisata yang terdapat di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie.

1. Air Terjun

Air Terjun Tangse ini letaknya persis di lintasan Sigli - Meulaboeh, tepatnya di gampoeng Meuriya Kecamatan Tangse, membuat objek wisata ini terkenal sampai ke Meulaboeh - Aceh Barat. Namun sayangnya pengunjung yang datang kesini hanya menikmati pemandangan air terjun saja, karena tidak adanya sarana penunjang lain ditempat ini.
 

2. Krueng Geunei

Krueng (sungai) Geunei adalah sungai berbatu di kaki gunung, kalo anda pernah berkunjung ke Batee Iliek maka sungai Geunei pun hanpir sama dengan Bate Iliek namun Krueng Geunei mempunya pemandangan alam yang masih sangat Asri dan letaknya jauh dari kebisingan jalan, sehingga membuat suasana liburan anda makin berkesan.


3. Air Panas Pulo Seunong
Sumber Air Panas ini letaknya di Desa Pulo Seunong Kec. Tangse, untuk menempuh lokasi pemandian air panas ini anda harus menyusuri persawahan yang lumayan jauh, namun dengan pemandangan alam dan udaranya yang segar saya yakin anda tidak akan merasa letih.


4. Arung Jeram


Ini khusus untuk anda yang mempunyai nyali, tidak dianjurkan untuk penderita lemah jantung tentunya, Arung Jeram di Kecamatan Tangse menyusuri sungai Geumpang yang berbatu dan mempunyai arus yang deras, jadi bagi yang belum pernah melakukannya harap bergabung bersama yang sudah ahli.
 

Masih banyak tempat² yang menarik unruk Anda kunjungi di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie khususnya untuk anda yang mempunyai jiwa petualang dan pecinta Alam. Pemerintah Kabupaten Pidie pun hendaknya serius mengelola objek² wisata di Kec. Tangse. Disini juga masih terdapat Murai Batu yang bersuara merdu

Rabu, 17 Oktober 2012

tinggalkan kuliah demi menjadi miliuner

Tinggalkan kuliah demi menjadi miliuner

BISNIS ACEH
Senin, 15 Oktober 2012 20:42 WIB
Bong ChandraFOTO : bongchandra.co.idBong Chandra
JAKARTA - Usianya baru menginjak 25 tahun, tapi Bong Chandra sudah menjadi salah satu miliuner muda Indonesia. Ia memutuskan meninggalkan bangku kuliahnya dan menjadi pebisnis properti seperti saat ini.

Pria kelahiran 25 Oktober 1987 itu awalnya memilih tidak melanjutkan kuliahnya di Bina Nusantra dan membuka usaha event organizer. Pada usia 21 tahun, atau pertengahan 2009, Bong banting setir dari usaha event organizer dan beralih ke bisnis properti.

Dengan modal awal sebesar Rp500 juta per orang, Bong bersama dua temannya membeli tanah seluas lima hektar seharga Rp30 miliar di Ciledug. Modal Rp1,5 miliar digunakan sebagai tanda jadi pembelian tanah di Ciledug. Bong dan kedua temannya itu membeli tanah dengan cara mencicil dua tahun sambil mengembangkan tanah dengan membangun Ubud Village.

Dengan berbendara Trinity Property, Bong berhasil memasarkan 300 rumah dan 65 ruko di Ubud Village dengan berbagai cara marketing dalam setahun. Caranya antara lain mengkonsep perumahan berbeda, yaitu dengan nuansa Bali, dan membuat berbagai unit-unit ekslusif. Saat ini Ubud Village mempunyai nilai investasi sebesar Rp180 miliar.

"Cari nama untuk perumahan yang bagus dan memiliki konsep yang kuat. Setelah itu pecah jadi unit-unit kecil agar harganya bisa bersaing. Berikan program cicilan yang lebih panjang," kata Bong membocorkan sedikit rahasia suksesnya.
Bong juga menulis buku berjudul "Unlimited Wealth dan The Science of Luck." Selain itu Bong menjadi pembicara dalam seminar properti maupun motivasi. Berbagai perusahaan, termasuk perusahaan nomor 1 versi Fortune 500 tahun 2009 menggunakan jasanya sebagai motivator.

Saat ini Bong memimpin enam perusahaan. Ia tengah membangun hotel bintang lima di Jimbaran, Bali dengan nilai investasi Rp1 triliun. "Semua pencapaian dimulai dari nol bahkan utang. Ini membuktikan bahwa yang terpenting bukan siapa anda sekarang, tetapi ingin seperti apa anda besok," katanya.